Sumenep — Pelayanan kesehatan tak hanya soal tindakan medis, tapi juga soal empati dan perhatian. Itulah yang ditunjukkan oleh para nakes (tenaga kesehatan) Poli Fisioterapi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, yang setiap harinya melayani puluhan pasien saraf kejepit, stroke, cedera otot, hingga gangguan sendi dengan keramahan, keahlian, dan ketulusan.
Tak heran, banyak pasien memuji sikap para nakes yang sabar dan penuh semangat dalam mendampingi proses pemulihan. Bagi mereka, menyapa pasien dengan senyum dan semangat adalah bagian dari terapi itu sendiri.
“Saya datang pertama kali dalam kondisi nyeri dan tidak bisa berjalan normal. Tapi semangat saya tumbuh kembali karena pelayanan yang ramah dan perhatian dari para fisioterapis di sini,” ujar Pak Rahman, pasien saraf kejepit asal Bluto.
Dengan sarana yang terus diperbarui dan semangat bismillah melayani yang tidak pernah pudar, Poli Fisioterapi RSUD Sumenep hadir bukan hanya untuk menyembuhkan, tetapi juga menguatkan.
Di tangan para nakes yang berdedikasi, setiap langkah pemulihan terasa lebih ringan dan penuh harapan.
Tenaga kesehatan (nakes) di Poli Fisioterapi RSUD Sumenep dikenal ramah, profesional, dan terampil dalam menangani berbagai keluhan pasien. Dengan pendekatan terapi individual dan peralatan medis yang memadai, mereka membantu pasien menjalani proses pemulihan dengan lebih efektif dan manusiawi.
“Kami berusaha memberikan pelayanan yang tidak hanya fokus pada penyembuhan fisik, tetapi juga membangun semangat dan motivasi pasien agar cepat pulih,” ungkap salah satu fisioterapis di RSUD Sumenep.
Pelayanan yang cepat, informatif, dan penuh empati membuat pasien merasa lebih nyaman dan percaya terhadap proses penyembuhan yang dijalani.
“Setelah terapi rutin di sini, saya bisa kembali jalan perlahan. Terima kasih untuk semua nakes Poli Fisioterapi,” ujar salah satu pasien stroke yang kini dalam tahap pemulihan.
RSUD Sumenep terus berupaya meningkatkan kualitas layanan, termasuk di bidang rehabilitasi medik, agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh berobat ke luar kota. Dengan dukungan SDM profesional dan sarana yang semakin lengkap, Poli Fisioterapi RSUD Sumenep menjadi pilihan tepat.
Banyak pasien dan keluarga yang mengungkapkan rasa terima kasih dan kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh tim Poli Fisioterapi RSUD Sumenep.
“Saya datang dengan kondisi nyeri pinggang luar biasa karena saraf kejepit. Setelah beberapa kali terapi, rasa sakitnya jauh berkurang. Petugasnya sabar, ramah, dan benar-benar ahli,” ungkap Pak Tris salah satu pasien asal Kecamatan Pragaan.
Keluarga pasien stroke juga menyampaikan apresiasi mereka terhadap perhatian dan ketulusan tenaga medis dalam mendampingi proses penyembuhan.
“Kami sangat terbantu. Anak saya stroke ringan dan awalnya tidak bisa mengangkat tangan. Tapi setelah beberapa sesi terapi di sini, gerakannya mulai kembali. Terima kasih untuk semua tim fisioterapi yang luar biasa,” tutur Ibu Rina, pendamping pasien dari Guluk Guluk.
Tak hanya dari segi keterampilan, para pasien juga memuji suasana ruang terapi yang nyaman serta komunikasi yang terbuka antara tenaga kesehatan dan pasien.
“Saya merasa seperti diperlakukan bukan sebagai pasien, tapi sebagai keluarga. Mereka tidak hanya menyentuh tubuh, tapi juga hati kami,” kata IM, seorang pasien saraf kejepit yang rutin menjalani terapi sendi.
Direktur RSUD Sumenep, dr. Erliyati, M.Kes, menyampaikan bahwa pihaknya selalu mendorong peningkatan kualitas SDM, termasuk di bidang fisioterapi.
“Kami ingin seluruh layanan, termasuk fisioterapi, menjadi pusat pemulihan yang mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien. Kenaikan status rumah sakit menjadi Tipe B tentu menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berbenah,” jelasnya.
“Alhamdulillah, kenaikan status ini bukan hanya prestasi kelembagaan, tapi juga tantangan besar bagi kami untuk terus berbenah, dan peningkatan tanggung jawab. Kami ingin menjadikan RSUD Sumenep sebagai rumah sakit rujukan yang mampu melayani masyarakat dengan standar nasional,” ucap dr. Erliyati.
Tak hanya peningkatan layanan medis, Dirut RSUD Sumenep juga menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang profesional, humanis, dan responsif terhadap kebutuhan pasien.
“Kami ingin setiap pasien merasa dilayani dengan hati. Karena rumah sakit bukan sekadar tempat berobat, tetapi tempat orang berharap untuk sembuh dan diperlakukan dengan penuh empati,” pungkasnya.
Penulis : Redaksi